Kamis, 24 Maret 2016

Sebuah Surga Bernama Hamparan Sawah

 

Hamparan sawah adalah permadani surga yang Tuhan bentangkan di bumi-Nya terutama di bumi Nusantara. Sawah selalu tampak indah, menyentuh dan menyuguhkan kedamaian. Warnanya yang hijau menyejukkan mata, sedangkan yang kuning kilau keemasan adalah wajah keceriaan dan sumringah para petani yang segera akan memetik hasil panennya.
Sawah adalah sebuah bahasa. Bahasa alam yang perlu kita respon, nikmati dan syukuri. Berdialog dengan hamparan sawah adalah berdialog dengan kesunyian, keindahan dan kemurahan Tuhan. Seorang sobat bule dari Utreh Belanda, ketika melihat pemandangan sawah yang damai, dengan airnya yang jernih, dengan jembatan bambunya yang bersahaja, dengan pancuran airnya yang segar, dan dengan latar belakang gunungnya yang membiru, ia berujar lirih: “This is the heaven. This the peaceful place I want to live in.” Tentu saja karena Eropa tidak punya sawah.
Betapa indahnya negeri ini, walau puluhan tahun dikelola dengan salah kaprah sehingga sawah bukan melambangkan kemakmuran malah menyimbolkan kemiskinan struktural secara turun-temurun. Namun, apapun, sawah dengan hamparannya yang indah adalah sebuah angurah. Anugrah yang patut kita syukuri tak henti-henti. Terima kasih Tuhaaan… terima kasih ya Allah atas anugrah keindahan ini…..!!
(Terima kasih kepada tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang sebagian fotonya kupungut disini, yang ditemukan dari berbagai tumpukan situs).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar